Senin, 29 Maret 2010

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN
KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA
RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapat Gelar
Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh:
RUSNIATI
J 200 050 081
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini diperkirakan ada 450 juta penderita gangguan jiwa di seluruh
dunia. Beban yang ditimbulkan oleh gangguan jiwa sangat besar. Hasil studi
Bank Dunia tahun 2000 menunjukkan, global burden of disease akibat
masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1 persen, jauh lebih tinggi dari tuberklosis
(7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), atau malaria
(2,6 persen).
Hasil survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000
menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di
atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa didunia. Ini ditunjukkan dengan data
yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI: (1) Rata-rata 40 dari
100.000 orang di Indonesia melakukan bunuh diri, sementara rata-rata dunia
menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang; (2) Rata-rata orang bunuh diri di
Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun;
(3) Satu dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa;
(4) Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di
RS Jiwa.
1
2
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia
lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik
mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas
yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan
harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan
resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self
evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara
langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata).
Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan
yang sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep
diri yang baik dan stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan
ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh
individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu
dalam membina hubungan interpersonal.
Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan,
tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu
3
konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut.
Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan
penilaian persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melalui
rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri
terdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body Image), ideal diri,
harga diri, peran dan identitas.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 di Indonesia
didapatkan prevalensi gangguan jiwa 264 per 1.000 anggota rumah tangga.
Rinciannya, psikosis tiga per 1.000, demensia (pikun) empat per 1.000,
retardasi mental lima per 1.000, gangguan mental emosional pada anak dan
remaja (4-15 tahun) 104 per 1.000, gangguan mental emosional pada dewasa
(di atas15 tahun) 140 per 1.000, dan gangguan jiwa lain lima per 1.000.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Indonesia yang juga Direktur Rumah Sakit Jiwa Lawang, Jawa Timur, dr
Pandu Setiawan SpKJ mengungkapkan, saat ini hanya ada 430 dokter spesialis
kedokteran jiwa/psikiater untuk lebih dari 200 juta penduduk, atau satu
psikiater untuk 500.000 penduduk. Jumlah ini sangat kurang, dan
penyebarannya tidak merata karena menumpuk di Jawa. Di sisi lain,
kemampuan institusi pendidikan dokter jiwa untuk mencetak dokter baru
menurun akibat pensiunnya tenaga pengajar serta kebijakan zero growth
pegawai negeri.
4
Menyikapi kondisi ini, Kepala Perwakilan WHO Indonesia Dr Georg
Petersen menyatakan, WHO akan mendukung sepenuhnya upaya pemerintah,
dalam hal ini Departemen Kesehatan, untuk meningkatkan kesehatan mental
masyarakat. Salah satunya adalah membantu menyusun Kebijakan Nasional
Pembangunan Kesehatan Jiwa 2001-2005.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dan judul karya tulis yang telah di jabarkan di atas
maka terdapat banyak masalah yang muncul terutama dalam perawatan pasien
gangguan jiwa dengan harga diri rendah. Dalam hali ini klien merasa harga
dirinya hilang, merasa kecewa, adanya kegagalan dan ketidak berdayaan.
C. Tujuan Umum dan Khusus
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
jiwa sebagai suatu milik masyarakat yang berharga.
2. Membantu masyarakat agar mampu memprakarsai atau berupaya
dalam kegiatan kesehatan jiwa baik secara perorangan maupun
berkelompok.
3. Meningkatkan penggunaan sarana pelayanan kesehatan jiwa yang
tersedia.
5
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang berbagai gangguan dan
penyakit jiwa dalam klien.
2. Mendorong partisipasi aktif klien dalam perencanaan dan
pelaksanaan program kesehatan jiwa.
3. Menciptakan nilai dan norma sosial yang menunjang upaya untuk
meningkatkan kondisi dan kegiatan kesehatan jiwa.
D. Manfaat Penulisan Ilmiah
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana
perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan dan
psikologi sosial terutama yang berhubungan gangguan jiwa dengan harga
diri rendah
b. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua, pendidik, dan
remaja mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan jiwa dengan
harga diri rendah. Bila penelitian ini terbukti maka hasil penelitian ini juga
dapat digunakan untuk preventif terhadap kenakalan remaja dengan
meningkatkan keharmonisan dalam keluarga dan menumbuhkan konsep
diri yang positif pada gangguan jiwa dengan harga diri rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar