Minggu, 15 April 2012

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Kekurangan baik jumlah maupun konsentrasi dari sel darah merah yang mengakibatkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen akan menurun.

2. Etiologi

Penyebab kehilangan darah karena kecelakaan operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, haemorhoid, karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah merah dan terhentinya pembuat sel darah merah oleh sum-sum tulang (kerusakan sum-sum tulang).

Jenis anemia sesuai dengan penyebabnya :

a. Anemia pasca perdarahan

Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masif seperti kecelakaan, operasi, dan perdarahan yang menahun.

b. Anemia defisiensi besi

Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah juga karena pada kekurangan gizi.

c. Anemia aplastik

Diakibatkan oleh karena rusaknya sum-sum tulang, gangguan berupa berkurangnya sel darah dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sum-sum tulang.

d. Anemia megaloblastik

Penyebabnya antara lain karena : defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat. Kehilangan darah yang mendadak 30 % atau lebih dapat menimbulkan gejala antara lain : gelisah, keringat dingin, pucat, lemas dan sesak nafas. Tindakan yang diberikan untuk menanggulangi, diberikan ferro sulfat atau zat besi, transfusi darah, plasma dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.

Penyebab yang paling sering adalah anemia akibat defisiensi besi atau perdarahan

3. Fisiologi

Volume darah secara keseluruhan, kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan (serum) sedangkan 45 % lainnya terdiri dari sel darah, serum darah, dan plasma darah. Dalam 91,1 persen terdapat protein 8,0 persen, yang terdiri dari albumin, globulin, prothrombin, dan fibrinogen, mineral 0,9 persen yang terdiri dari natrium chlorida, fosfor, natrium bicarbonat, garam dari calcium magnesium dan besi lainnya, sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu glukose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol, dan asam amino, sedangkan sel darah terdiri dari tiga jenis, yaitu : eritrosit, leukosit, dan trombosit.

Fungsi darah :

Darah bekerja sebagai sistem transport dari tubuh untuk mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan tubuh.

a. Fungsi sel darah merah

Mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari dioksida.

b. Fungsi sel darah putih

Menyediakan banyak bahan pelindung dan karena gerakan fagositosis dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap serangan bakteri.

c. Fungsi plasma

Membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya dan sebagai kendaraan sebagai pengangkut bahan buangan ke berbagai eksretorik untuk dibuang.

d. Fungsi pembentukan darah

Adalah penting dalam pengumpulan darah, pengumpulan darah adalah suatu proses yang majemuk dan berbagai faktor untuk melaksanakannya. Sebagaimana diketahui bahwa trimbin adalah alat untuk mengubah fibrinofen menjadi fibrin, trombin tidak ada di dalam darah normal yang masih ada di dalam pembuluh darah tetapi yang ada hanyalah protrombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif trombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah ke tempat yang luka diduga terutama trombokinase terbentuk karena terjadi kerusakan pada trombosit yang selama ada garam. Calsium dalam darah akan mengubah protrombin menjadi trombin sehingga terjadi pembekuan darah.

4. Patofisiologi

Perdarahan dapat terjadi bersifat lokal dan sistemik. Pada perdarahan lokal dan kecil biasanya tidak penting kecualli mengenai bagian yang sangat penting sehingga dapat menimbulkan kematian, perdarahan pada otak menyebabkan substansi pada otak dan mengganggu fungsi otak.

Suatu mekanisme dari tubuh bila terjadi perdarahan ialah berupa kontraksi pada tempat pembuluh darah robek, yaitu usaha tubuh untuk mencegah yang lebih banyak selain itu, trombosit dan jaringan membentuk zat agar terjadi pembekuan darah.

5. Gambaran klinis

Pada penyakit anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirim ke jaringan. Kehilangan darah mendadak 30 % atau lebih seperti pada perdarahan menimbulkan simtomatologi dan pada anemia ringan adalah gelisah, keringat dingin, sesak nafas dan pucat.

Pada anemia berat dapat terjadi kolaps paru dan kadang-kadang terjadi shock yang menyebabkan payah jantung, karena otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Sesak nafas dan cepat lelah merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen. Sakit kepala, kelemahan otot dan pucat, gejala lain yang timbul terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala atau tanda nausea, anoreksia, konstipasi, diare. Hal diatas dapat juga disebabkan karena anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat, anemia aplastik, oleh karena rusaknya sumsum tulang.

6. Penatalaksanaan

Bila terjadi perdarahan mendadak dimana keluarnya darah sekitar 15 – 20 % atau lebih, tindakan yang diberikan adalah transfusi darah. Pemberian plasma (plasma ekspander/plasma substitute) dalam keadaan darurat, pemberian cairan intravena atau cairan infus apa saja yang tersedia. Sedangkan perdarahan yang memberikan pengaruh lambat dapat diberikan transfusi packet red sell, karena isi darah sudah dapat dipertahankan.

Perawatan

Tirah baring/istirahat dan kepada pasien diberikan makanan yang mengandung gizi tinggi, serta dukungan bagi klien dan kebutuhan untuk memberikan informasi dan bimbingan mengenai keadaan pengobatan dan perawatan anemia.

B. Konsep Dasar Keperawatan

Untuk melaksanakan asuhan keperawatan digunakan suatu pendekatann proses keperawatan yang terdiri dari langkah-langkah ilmiah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian data

a. Pengumpulan data

1.) Biodata terdiri dari : nama pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa dan alamat.

2.) Riwayat kesehatan sekarang

Gejala-gejala yang mendasar pada penyakit anemia adalah kehilangan komponen-komponen darah.

3.) Status hematologis

Adanya penurunan kadar hemoglobin yang ditandai dengan anemia.

4.) Tingkat kesadaran

Komposmentis.

5.) Riwayat kesehatan sebelumnya.

a.) Riwayat pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama.

b.) Riwayat penyakit lain yang pernah diderita.

c.) Riwayat nutrisi apakah defisiensi terhadap suatu makanan.

d.) Kebiasaan sehari-hari tentang makanan dan minuman.

6.) Pemeriksaan fisik

a.) Gejala umum

(1.) Kelemahan otot

(2.) Sering lemah

(3.) Kulit pucat

b.) Gangguan pada susunan saraf pusat

(1.) Pusing

(2.) Klien apatis

(3.) Penurunan perhatian

(4.) Kaki tangan terasa dingin

c.) Aktifitas dan istirahat

(1.) Rasa lemah dan lesu

(2.) Aktivitas menurun

(3.) Mengantuk dan ingin tidur

(4.) Sesak nafas bila beraktivitas

d.) Kardiovaskuler

(1.) Tekanan darah menurun kadang normal

(2.) Jantung berdebar

(3.) Dapat terjadi gagal jantung

b. Klasifikasi Data

Aktifitas menurun, merasa lemah dan pusing dan juga sakit kepala dan sesak bila berjalan.

Data objektif pasien mengalami lemah, warna kulit pucat, respon lambat, perhatian menurun dan nampak lemah.

Diagnosa keperawatan :

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Haemoglobin.

b. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay O2 dan kebutuhan.

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.

d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.

e. Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan asupan diet, perubahan proses pencernaan.

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.

2. Perencanaan

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Haemoglobin.

Tujuan : Menunjukkan perfusi adekuat

Kriteria :

- Tanda vital stabil

- Membran mukosa warna merah muda

- Pengisian kapiler baik

- Haluaran urine adekuat

- HB 11 – 13 gr %

Rencanan tindakan :

1.) Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler.

Rasional : Memberikan informasi tentang derajat perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi.

2.) Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas.

Rasional : Dispneu, menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

3.) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.

Rasional : Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer, kenyamanan pasien rasa hangat harus seimbang.

4.) Kaji respon verbal, gangguan memori.

Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena hypoksia dan penurunan vitamin B12.

5.) Kolaborasi pemberian O­2 (Oksigen).

Rasional : Memaksimalkan transpor O2 ke jaringan.

6.) Kolaborasi untuk transfusi darah.

Rasional : Memenuhi kebutuhan darah.

b. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay O2 dan kebutuhan.

Tujuan : Melaporkan peningkatan aktivitas intolerans

Kriteria :

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intolerance, misalnya nadi, pernafasan dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

Rencanan tindakan :

1.) Kaji kemampuan pasien dalam aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).

Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

2.) Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan serta kelemahan otot.

Rasional : Menunjukkan perubahan neurologis (karena defisiensi vitamin B12).

3.) Awasi tanda vital selama dan sesudah aktivitas.

Rasional : Manifestasi kardiopulmonal sebagai upaya jantung dan paru membawa O2 yang adekuat ke jaringan.

4.) Berikan lingkungan tenang.

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan O2 tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru-paru.

5.) Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu.

Rasional : Untuk mengurangi aktivitas, sehingga kebutuhan O2 dapat diminimalkan.

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.

Tujuan : Nutrisi terpenuhi.

Kriteria :

- Tidak mengalami tanda malnutrisi

- Porsi makan dihabiskan.

- BB dalam batas normal.

Rencanan tindakan :

1.) Kaji pola nutrisi.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, membantu menentukan intervensi selanjutnya.

2.) Observasi dan catat masukan makanan pasien.

Rasional : Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3.) Timbang BB tiap hari.

Rasional : Mengawasi penurunan BB dan keefektivan intervensi nutrisi.

4.) Kolaborasi pada ahli gizi.

Rasional : Membantu dalam membuat rencana diet.

5.) Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin B12 dan suplemen mineral.

Rasional : Kebutuhan vitamin dan mineral tergantung pada tipe anemia.

6.) Berikan suplemen nutrisi.

Rasional : Meningkatkan masukan protein dan mineral.

d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.

Tujuan : Mempertahankan integritas kulit.

Kriteria :

- Mengidentifikasi faktor resiko/perilaku individu untuk mencegah cedera dermal.

Rencanan tindakan :

1.) Kaji integritas kulit.

Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan immobilisasi.

2.) Ubah posisi secara periodik.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit.

3.) Ajarkan agar permukaan kulit kering dan bersih.

Rasional : Area lembab dan terkontaminasi memberikan media bagi pertumbuhan bakteri patogen.

e. Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan asupan diet, perubahan proses pencernaan.

Tujuan : Fungsi pencernaan kembali normal.

Kriteria :

- Konstipasi dan diare tidak terjadi.

Rencanan tindakan :

1.) Observasi warna faeces, konsentrasi, frekwensi dan intervensi yang tepat.

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab dan intervensi yang tepat.

2.) Auskultasi bunyi usus.

Rasional : Peningkatan pada diare dan penurunan pada konstipasi.

3.) Awasi masukan dan haluaran.

Rasional : Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan dan alat dalam mengidentifikasi defisit diet.

4.) Hindari makanan yang membentuk gas.

Rasional : Menurunkan distress gastria dan distensi abdomen.

5.) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dan tinggi kalori.

Rasional : Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dan alirannya sepanjang tractus intestinal.

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria :

- Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Rencanan tindakan :

1.) Awasi tanda-tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui lebih dini dan membantu pada intervensi.

2.) Pertahankan tehnik aseptik pada prosedur perawatan pasien.

Rasional : Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri.

3.) Berikan perawatan kulit, perianal dengan oral dengan baik.

Rasional : Menurunkan resiko kerusakan jaringan/kulit dan infeksi.

4.) Kolaborasi pemberian obat antibiotik topikal dan antibiotik sistemik.

Rasional : Untuk pengobatan proses infeksi luka.

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.

Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostik dan rencana pengobatan.

Kriteria :

- Mengidentifikasi faktor penyebab

- Melakukan tindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

Rencanan tindakan :

1.) Berikan informasi tentang anemia.

Rasional : Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan meningkatkan kerjasama dalam program terapi.

2.) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik.

Rasional : Ansietas/takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan menurunkan ansietas.

3.) Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia.

Rasional : Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien.

4.) Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus.

Rasional : Daging merah, hati, kuning telur, sayuran berdaun hijau, biji bersekam dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi.

5.) Diskusikan peningkatan kerentanan terhadap infeksi, tanda dan gejala yang memerlukan intervensi medis.

Rasional : Penurunan produksi leukosit potensial resiko untuk infeksi.

3. Evaluasi

Pada tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai. Evaluasi yang merupakan proses terus menerus, diperlukan untuk menentukan seberapa baik rencana perawatan yang dilaksanakan.

Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinu, karena setiap tindakan keperawatan dilakukan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart,s (2005), Textbook of Medical Surgical . Edisi 8 Vol. 1, EGC, Jakarta.

Hacker.2004.Esensial Obstetri Dan Ginekologi.jakarta :arcan

Marlynn E. Doengoes, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3, EGC, Jakarta

Manuaba,Ida Bagus GDE.2005.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta: EGC.

Khaidir,2009,http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-anemia-.html,di akses Minggu tanggal 10 April 2012

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

1. PENGERTIAN INTRAPARTUM

Intrapartal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.

Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.

2. ETIOLOGI

Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan.

Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :

A. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus

1) Rasio Estrogen Terhadap Progesteron

Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.

Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.

2) Pengaruh oksitosin pada uterus

Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :

a) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.

b) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.

c) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.

3) Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus

Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

B. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus

1) Regangan otot-otot uterus

Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.

2) Regangan atau iritasi serviks

Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

3. JENIS-JENIS PERSALINAN

1. Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir

2. Persalinan buatan

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi cesarean.

3. Persalinan anjuran

Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione

v Berhubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi dilahirkan dikenal beberapa istilah :

· Abortus (keguguran) adalah terghentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viables), berat janin > 100g, tua kehamilan > 28 minggu.

· Partus Prematuras adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 – 36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000 – 2500gr

· Partus matures atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37 – 40 minggu janin matur, berat badan diatas 2500 gram.

· Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.

· Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas kendaraan, dll.

· Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tenaga ada atau tidaknya disproporsi sepalopelvik.

v Istilah-Istilah Yang berhubungan Dengan Kehamilan dan Persalinan

· Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil

· Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).

· Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.

· Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.

· Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)

· Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup/mati.

v Tanda-tanda Permulaan Persalinan

· Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.

· Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

· Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuri) karena kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.

· Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor paints”.

· Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.

v Tanda-tanda In Partu

· Rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur.

· Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

· Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

· Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan selesai

4. GERAKAN-GERAKAN ANAK PADA PERSALINAN

A. Turunnya kepala

o Synclitismus : sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah dalam lahir, ialah tepat diantara symphisis dan promontorium, os parietal dan belakang sama tingginya.

o Asyncltitismus : sutura sagitalis anak ke depan mendekati symphisis atau agak kebelakang mendekati promontorium

Asynclitismus posterior : sutura sagitalis mendekati sympisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan

Asynclitismus anterior : sutura sagitalis menedekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang

B. Masuknya kepala

Ini terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan bersamaan dengan gerakan fleksi, putaran paksa dalam dan ekstensi

Yang menyebabkan masuknya kepala :

o Tekanan cairan intra uterin dan tekanan langsung oleh fundus pada bokong

o Kekuatan mengejan dan melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

C. Fleksi

Dengan masuknya kepala biasanya juga fleksi bertambah sehingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari UUB ini disebabkan karena anak di dorong ibunya dan sebaliknya mendapat tekanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul atau dasar panggul

Keuntungan fleksi : ukuran kepala lebih kecil melalui jalan lahir diameter sub occipitus brognalitika (95 cm) menggantikan diameter sub occipitalis frontal (11 cm)

D. Putaran paksi dalam

Ialah pemutaran dari bagian dalam sedemikian rupa sehingga bagian terendah bagian depan memutar ke depan kebawah symphisis

o Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.

o Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat meatus genitalia.

o Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter antero posterior

6. MEKANISME PERSALINAN

A. Kala I

§ Pengertian

Inpartu ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks mulai membuka, dilatasi dan mendatar. Persalinan kala I dimulai setelah his adekuat dan serviks membuka lengkap 10 cm.

Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuk

§ Tanda dan gejala :

His sudah Adekuat

Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm

Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah

His dianggap Adekuat bila :

· His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40 detik

· Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari

· Serviks membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :

a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.

D. Periode dilatasi

Perubahan fisiologi

Ø Semakin kuat dan teratur, interval maksimal 3 menit

Ø Serviks terbuka 4 – 9 cm selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat

Perubahan psikologis

Ø Cemas meningkat, nampak gelisah

Ø His kencang

Ø Menginginkan dukungan dan pengobatan, respon menurun

Ø Nyeri semakin bertambah

E. Periode deselerasi

Perubahan fisiologi

Ø His semakin kencang, tekanan 50 – 100 mmHg, lamanya 60 – 90 detik, interval 2 – 3 menit, seakan-akan tidak ada interval

Ø Pembukaan serviks 9 – 10 cm, berlangsung lambat selama 2 jam

Perubahan psikologis

Ø Mudah tersinggung, putus asa, kadang minta pulang

Ø Berkeringat, menggigil, ingin mengedan.

B. Kala II

Persalinan kala II dinilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin

Tanda dan gejala :

o Ibu ingin meneran

o Perineum menonjol

o Vulva dan anus membuka

o Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir

o Kepala telah turun didasar panggul

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 –60 menit, dan multipara 15-30 menit.

C. Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

Tanda dan gejala :

1) Bentuk uterus dan TFU

Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus.

Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam 15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.

2) Tali pusat memanjang

Semburan darah yamg tiba – tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.

3) Semburan darah tiba – tiba

Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba – tiba menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.

D. Kala IV

Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan ke kamarnya.


KONSEP DASAR KEPERAWATAN

INTRA NATAL CARE

A. KALA I

1. PENGKAJIAN KALA I

Integritas Ego.

Dapat senang atau cemas

Nyeri/Ketidanyamanan

Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.

Keamanan

Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus ( tergantung posisi janin )

Seksualitas

Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda, kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir

Prioritas keperawatan

1. Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan.

2. Meningkatkan kemajuan persalinan

3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan

4. Mencegah komplikasi maternal / bayi.

Secara Khusus :

1. Memeriksa tanda t-tanda vital.

2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :

- Frekwensi

- Internal

- Intensitas

- Durasi

- Tonus istirat

3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya

4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan

5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak janin,penurunan janin.

6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.

Tes diagnostik dan laboratorium

- Spesimen urin dan tes darah.

- Ruptur membran.

- Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Fase Laten

1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.

Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.

Intervensi

Rasional

1. Menggunakan tehnik pernapasan

2. Melakukan masage atau gosokan pada pinggang (teori gatekontrol terhadap nyeri)

3. Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengomprtes pinggang bawah.

4. Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positif dan memmang harus ada un tuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi

· Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot – otot abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan ( priksi ) antara uterus dan dinding abdomen.

· Merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan digunakan untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri

· Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan .

· Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu

2) Takut b/d persalinan dan menjelang kelahiran

Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.

Intervensi

Rasional

1. Perkenalkan diri pada klien dan berikan suport

2. Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal dan non verbal

3. Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )

· Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran .

· Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang

· Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehiungga akan mengurangi rasa takut

b. Fase aktif

1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat

Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat

Intervensi

Rasional

1. Pertahankan kalori dan elekrolit

2. Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah

3. Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)

· Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinanuntuk mencegah dehidrasi

· Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi

· Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit

2) Gangguan eliminasi BAK

Tujuan : Klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal

Intervensi

Rasional

1. Catat tentang jumlah dan waktu berkemih

2. Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam

3. Kolaborasi pemasangfan kateter

· Frekuensi lebih sering selama proses persalinan

· Kandung klemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke pelvis.

· Membentu dalam mengosongkan kandung kemih sehingga penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat

3) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada persalinan

Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi

Intervensi

Rasional

1. Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan

2. Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan

· Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini akan mengurangi kecemasan yang dialami

· Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang

4) Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan

Tujuan : Klien menunjukkan koping efektif

Intervensi

Rasional

1. Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam pemberian tindakan

2. Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan berkomunikasi

3. Menyarankan pada suami untuk meberi semangat atau dukungan moril

· Catat secara berkala dapat mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam pemberian intervensi

· Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi yang akan dilakukan

· Ibu membutuhkan seseorang untuk memunta bantuan dan dorongan. Suami adalah salah seorang yang sangat penting

5) Gangguan persepsi sensori

Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan lingkungannya

Intervensi

Rasional

1. Lakukan pendekatan pada klien

2. Bantu klien dakam pengenalan lingkungan

3. Jelaskan semua prosedur proses persalinan

· Pendekatan dilakukan agar klien dapat berkomunikasi dan merupakan langkah awal untuk mengenal dan membimbing klien

· Klien dapat beradaptasi terhadap lingkungan dan nmengetahui seluk beluk ruangan tempat persalinan

· Klien dapat vmengerti dan memahami tentang proses persalinan

6) Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam perslainan

Tujuan : Klien mampu merawat diri setelah proses persalinan

Intervensi

Rasional

1. Lakukan teknik effluerage

2. Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman

3. Anjurkan klien untuk beristirahat

4. Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam hal perawatan diri

5. Berikan support dalam melakukan perawatan diri

· Menuingkatkan relaksasi dan kenyamanan

· Ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam melakukan rawat diri pada ibu untuk mencegah kekakuan

· Istirahat merupakan hal yang penting bagi ibu hamil dalam mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan kuat

· Suami adalah orang yang terdekat, diharapkakan mampudalam membantu merawat istrinya

· Support yang dibverikan akan menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan perawatan terhadap dirinya

B. KALA II

  1. PENGKAJIAN KALA II

a. Tanda yang menyertai kala II

Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva

b. Melakukan monitoring terhadap :

His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.

c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II :

Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum

Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman

Intervensi

Rasional

1. Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri

2. Pertahankan kiandung kemih tetap dalam keadaan kosong

3. Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering

4. Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin

5. Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting

6. Anjurekanteknik nafas dalam dan ekspirasi melaui hidung

7. Lakukan nasase ( eufflerage/ deep back massage / firm counter pressure / abdominal lifting )

8. Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal un tuk menyokonh tubuh

· Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin

· Kandung kemih yang kosong akan memperlancar penurunan bagian terendah janin dan mengurangio tekanan sehingga sirkulasi lancar

· Meningkatkan rasa nyaman ibu

· Ibu merasa segar dan nyaman

· Ibu mengerti dan kooperatif

· Nafas dalam untuk mengisi paru-paru

· Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf berdiameter besar sehungga gate kontrol tertutup dan rangsangan sakit tidak diteruskan kekorteks cerebral

· Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada daerah punggung yang dapat mengfhambat sirkulasi kejaringan menimbulkan nyeri

b) Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB

Tujuan :

- Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif

- Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan bab selama melahirkan

- Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal

Intervensi

Rasional

1. Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan

2. Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya dan menyumbat bila mungkin, sementara ubu memberikan timbal balik yang positif dalam usaha mengedan

· Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang ekspulsif,. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran tinja

· Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari pergerakan bowelnya ke usaha mengedan

c) Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong

Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin

Intervensi

Rasional

1. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.

2. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah

3. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi

4. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks

5. Bila perinium menonjol, anus membuka kepal anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan tidak masuk mmaka penolong akan mulai memimpin persalinan

6. Penolong cuci tangan dan menggunakanm sarung tangan steril

7. Jika ada dorongan untuk mengedan bantulah persalinan dengan :

· Melahirkan kepala

· Periksa lilitan tali pusat pada leher

· Melahirkan bahu depan dan belakang

· Melahirkan badan bayi

· Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut

· Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu

· Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain

· Injeksi oksitoksin

· Memperlancar aliran darah dari ibu ke janin dan memudahkan penolong untuk membantu melahirkan.

· Untuk mengetahui keadaan umum ibu

· Meningkatkan identifikasi awal bahaya pada fetal

· Ibu tenang dan tetap koopretif

· Merupakan tanda-tanda yang tepat untuk memimpin dan menolong persalinan

· Mencegah kontaminasi dan transmisi dari mikroorganisme

C. KALA III

1. PENGKAJIAN KALA III

a) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:

1) Adanya kontraksi yang kuat

2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah

3) Keluarnya darah hitam dari introuterus

4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.

5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran fetus terlihat pada introitus vagina)

b) Status Fisik mental

Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti, didapatkan melalui pemeriksaan:

§ Suhu, nadi, dan pernafasan

§ Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah

c) Tanda-tanda masalah potensial

Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan

2. DIAGNOSA PERAWATAN

a) Koping individu tidak efektif b/d selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan

Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta

Intervensi

Rasional

1. Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang dioharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan

2. Pertahankan posisi ibu

3. Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus

· Untuk mendapatkan kerja sama

· Untuk memudahkan lahirnya plasenta

· Mengikuti kebiasan budaya tertentu

b) Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran

Tujuan : Energi ibu pulih kembali

Intervensi

Rasional

1. Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu-waktu tertentu untuk istirahat dan tidur

2. Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya

o Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir

o Untuk memastikan pemulihan energi

c) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan

Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi

Rasional

1. Monitor kehilangan cairan(darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan

2. Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter

3. Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta

4. Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter

· Untuk menilai status hidrasi.

· Untuk mempertahankan hidrasi

· Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut

· Untuk membantu kontraksi uterus

D. KALA IV

Pemeriksaan pada kala IV

1. Tanda tanada vital

Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.

Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.

2. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.

3. Kandung kemih

Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.

4. Lochia

Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.

5. Perineum

Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.

6. Temperatur

Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.

7 Kenyamanan

Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya

Tanda-tanda potensial masalah

Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi

DIAGNOSA . KEPERAWATAN

1. Resiko kekurangan volume cairan (perdarahan) b/d Atonia uterus setelah melahirkan

Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang

Intervensi

Rasional

J Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus

J Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus

J Kaji distansia kandung kemih

J Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post partum

J Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia blas

J Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus

Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi

2. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan

Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang

Intervensi

Rasional

J Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu

J Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi

J Pemberian analgetik sesuai program dokter

J Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus

J Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri

J Untuk meningkatkan kenyamanan

J Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri

J Penggunaan bantuan topokal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal

3. Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman

Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa melaksanakan sesuai dengan cara-cara menyusui yang baik

Intervensi

Rasional

J Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusia yang baik

J Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage

J Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin

J Berikan He pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara

J Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu dalam menyusui bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui yang baik

J Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan

J Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga m,erangsang refleks let down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada putting / ariola

J Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, (2001), Rencana Perawatan Maternal/Bayi; EGC; Jakarta.

Moctar, Rustam, (1998), Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi, Edisi 2, EGC; Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2001), Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, EGC; Jakarta.

UIM, FIK Makassar, (2011), Materi Panum Ners.

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian

Kehamilan (gravidas) mulai dengan konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis dan dapat pula diikuti proses patologi yang dapat mengancam keadaan ibu dan janinnya, untuk itu pemeriksaan antenatal merupakan persiapan fisik dan mental ibu serta dapat menyelamatkan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar keduanya sehat dan normal.

B. Kunjungan pertama

Kunjungan pertama ibu hamil merupakan kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan dan diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat bersalin dan perawatan bayi juga menyusui. Informasi dapat diberikan seperti :

- Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal

- Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijada karena selama kehamilan terjadi peningkatan secret

- Pemakaian obat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis sebelum dikomsumsi.

- Wanita perokok dan peminum alcohol seharusnya dihentikan.

  1. Perhitungan tanggal persalinan

Tafsiran partus ditentukan biala HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur dengan menggunakan hukum Neagele (+7,-3,+1) untuk siklus haid 28 hari, tetapi kalau siklus haid 35 hari (+14,-3,+1).

Contoh : Haid terakhir tanggal 18 September 2001maka partus diperkirakan 25 Juni 2001

HTP 1 Pebruari 2001

18 September 2001

28+31+30+31+30+31+30+18 = mg

7

C. Tanda-tanda kehamilan

  1. Tanda-tanda presumtif:

· Amenora (tidak dapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele:

TTP = (hari pertama HT + 7) dan (Bulan HT + 3)

· Mual dan muntah (nausea dan vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis

· Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama

· Tidak tahan suatu bau-bauan

· Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan

· Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali

· Lelah (fatique)

· Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar

· Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin

· Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid

· Pigmentsi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid placenta, dijumpai di muka (chlasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea)

· Epulis: hipertrofi dari papil gusi

· Pemekaran vena-vena (varices)dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

  1. Tanda-tanda kemungkinan hamil

· Perut membesar

· Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim

· Tanda Hegar

· Tanda Chadwick

· Tanda Piscaseck

· Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsangn = Braxton – Hicks

· Teraba ballottement

· Reaksi kehamilan positif

  1. Tanda pasti (tanda positif)

· Gerakan janin yang dapat dilihat atau diraba, juga bagian-bagian janin.

· Denyut jantung janin:

(1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

(2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

(3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

(4) Dilihat pada ultrasonografi

· Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

D. Pemeriksaan fisik ibu hamil

1. Inspeksi.

- Daerah kepala : kebersihan, bentuk, keadaan rambut

- Daearh muka : apakah ada clausma garvidarum, keadaan konjungtiva, edema pada wajah dan bagaimana keadan lgigi serta lidah.

- Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe distensi vena jugolaris.

- Payudara : bentuk, pigmentasi, puting susu, pengeluaran kolestrum.

- Abdomen : membesar kedepan atau kesamping, linea alba, stie grafidarum, kontraksi uterus.

- Vulva : varices, tanda chekwic, flour albus, kebersihan dan keadaan perineum.

- Tungkai bawah : varices, edema

  1. Palpasi

Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal, pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil dengan sikap hormat melakukan palpasi bimanual terutama padapemeriksaan perut dan mamae, palpasi perlu untuk menentukan :

- Besardan konsistensi rahim

- Bagian-bagian janin, letak persentasi

- Gerakan janin,

- Kontraksi rahim.

Cara palpasi ada bermacam-macam yakni menurut Leopold, menurut Knebel, menurut Budin, menurut Ahlfied. Namun cara yang paling sering digunakan adalah leopold :

- Leopold I

Tujuan : untuk menentukan tinggi fundus uteri, untuk menentukan presentasi dengan caramengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang teraba di fundus.

- Leopold II

Tujuan : untuk menentukan batassamping rahim kiri dan kanan, menentukan letak punggung janin dan letak lintang tentukan dimana kepala janin

- Leopold III

Tujuan : menentukan bagian terbawajanin apakah bagian terbawah sudah masuk atau masih goyang.

- Leopold IV

Tujuan : menetukan bagian terbawah apa dan berapa jauh janin masuk masuk PAP

  1. Auskultasi

Dilakukan dengan mengunakan steteskop monokuler, kepala atau deptone dengan steteskop dapatdidengarbermacam-macam bunyi yang berasal dari :

a. Dari anak

- Bunyi jantung anak : dapat didengar pada akhir bulan ke V

- Sifat bunyi jantung anak : mendengar 3x 5 detik kmudian dijumlahkan kemudian dikalikan 4

- Gerakan anak : bersifat pukulan dari dalam rahim

b. Dari ibu

- Bising rahim

- Bunyi aorta

- Bising usus

  1. Perkusi

- Dilakukan padarefleks lutut : lutut (-) pada hypovitaminose BI dan penyakit urat saraf

  1. Pemeriksaan pangul

- Untuk mengetahui pangul sesesorang normal atau tidak

- Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya

- Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang

- Ukuran-ukuran pangul : Distansia spinarum ( 23 – 26 cm ), distansia kristarum ( 26 – 29 cm ), conyugata eksterna ( 18 – 20 cm ) dan lingkar panggul ( 80 – 90 cm ).

E. Tumbuh kembang janin

Suatu kehamilan matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan Arab (Lunar monash) atau 40 pekan (minggu) yang dihitung dari hari pertama mendapat haid terakhir.

Pada 2 minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai minggu ke-6 disebut mudigah (embrio), dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan

F. Peredaran darah janin

Terdapat tiga karakteristik khusus yang memungkinkan fetus memperoleh oksigen yang cukup dari darah maternal:

a. Hemoglobin fetal membawa 20 % sampai 30 % lebih banyak oksigen daripada hemoglobin maternal.

b. Konsentrasi hemoglobin fetal sekitar 50 % lebih besar dari kadar ibu.

c. Fetal heart rate adalah 120 sampai 160 kali setiap manit, membuat cardiac output fetal per unit berat badannya lebih tinggi daripada orang dewasa

G. Fisiologi kehamilan

a. Sistem Kerja Hormon

- Sistem endoktrin

Kelenjar dari sistem endoktrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.

- Ovarium dan Plasenta

Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesterone pada wanita tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesterone. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hGC), human placental lactogen (hPL). Jugadisebut chorionic somatommotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT)

- Kelenjar Tiroid

Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (MBR) meningkat hampir 20 % dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meingkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.

- Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut matabolisme tulang dan otot terganggu.

- Pankreas

Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut Pulau langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannnya ke dalam urin. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan

- Kelenjar Pituitari

Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropic, tetapi juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-Stimulating hormoe (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG) yang dihaslkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi putting usus, wajah dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.

Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.

- Kelenjar Adrenal

Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin

Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.

Hormon-hormon yang signifikan pada kehamilan:

HCG (Human Chrionic Gonadotropin)

§ Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast

§ Puncaknya pada minggu ke-9 – 13

§ Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih

HPL (Human Placental Lactogen)

§ Dihasilkan oleh sel-sel synsitio trofoblast

§ Kerjanya berlawanan dengan insulin

§ Mempunyai pengaruh peninghkatan asam lemak bebas dan menurunkan metabolisme glukosa.

Estrogen

§ Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta

§ Berperanan dalam perkembangan uterus dan mamae, meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung

Progesterone

§ Dihasilkan oleh korpus luteum plasenta dan ovarium

§ Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memelihara endometrium dan merelaksasikan otot-otot uterus.

§ Menurunkan tom\nus dan motilita lambung dan saluran cerna.

§ Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas

Relaksin

§ Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan desidua.

§ Berfungsi untuk menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks, dan pengubahan kolagen.

Prostaglandin

§ Substansi lipid yang disimpan dalam sedisua selam hamil dan juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai persalinan.

b. Perubahan Berat Badan

Penambahan berat badan optimal selama kehamilan tdkdiketahui secara pasti. Bagaimanapun kenaikan BB pada ibu hamil adalah bagian dan tujuan. Meskipun kenaikan BB adekuat bukan indikasi penting bahwa diitnya adekuat, mengurangi resiko lahir SGA atau preterm. Penambahan BB pada ibu hamil sangat berbeda. Faktor primer tergantung BB sebelum hamil, normal, dibawah normal atau berlebihan

Biasanya digunakan metoda evaluasi yang mendekati BB untuk TB adalah body Mass index (BMI). Rumus BMI: MB1 : BB / TB 2

Contoh : wanita dengan BB = 51 kg (112 lb) sebelum hamil dan T: 1,57 m (62 in). BMI = 51 / (1,57) 2 atau 20,7

BMI dapat diartikan sebagai berikut: kurang dari 19,8 underweightnt 19,8 – 26,0 NN normal 26,0 – 29,0 overweight, dan lebih dari 29,0 obesitas

Selama trisemester I dan II pertumbuhan terutama lebih banyak pada jaringan ibu, pertumbuhan janin terutama terjadi pada Ir III pada waktu kehamilan cukup umur, kenaikan BB 11 kg, kenaikan BB terutama untuk jaringan kenaikan BB

c. Perubahan Uterus

Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung moskular yang mengandung janin, plasenta, dan sekitar 1000 ml air ketubah. Beratnya meningkat 20 kali, dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.

Pertumbuhan jaringan uterus pada awal masa kehamilan disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otor dan bukan karena terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus. Walaupun ketika ovum mengimplantasi di luar uterus, sebagai kehamilan ektropik, uterus mengalami pembesaran kira-kira seukuran kehamilan bulan ke-4 intrauterin.

Uterus dalam keadaan tidak hamil teraba seperti buah pear hijau yang halus. Kehamilan menyebabkan mudahnya teraba, sehingga pada minggu ke-8 pemeriksa dapat merasakannya dengan palpasi. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.

Sebagaimana uterus membesar bersama pertumbuhan janin, uterus tertahan ditempatnya oleh ligament, terutama ligament uterosacralis, menghubungkan uterus ke os sacralis, dan ligament raouh, memanjang dari uterus melewati kanalis linguinalis ke labia majora

d. Perubahan Vagina

Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda Chadwick’s, corak yang berwarna keunguaan yang dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam berespon terhadap stimulasi hormonal, sekresi sel-sel vagina meningkat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal istilah “putih” atau leucorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus Doderlein’s. basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap Candida albicans, patogen yang tumbuh dalam media alkali.

Sebagaimana kehamilan mengalami kemajuan, meningkatnya kongesti vascular organ vagina dan pelvic menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tinggi derajat rangsangan seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.

e. Payudara

Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih, kolostrum. Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar – kelenjar Montgomery menonjol keluar. Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan, berat yang meningkat akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Takut akan bentuknya menjadi “menurun” tidak harus terjadi bila selama masa kehamilan payudara telah disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering dibersihkan akan menjaga penumpukan kolostrum. Menyikat dengan handuk kering yang kasar dapat membantu untuk menyiapkan puting dalam pemberian ASI.

f. Sistem Perkemihan

Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.

Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan pembesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor-faktor tersebut menyebabkan meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin menuingkatkan berkemih. Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti.

g. Sistem Pernapasan

- Paru-paru dan pernapasan

Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasa dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, Volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga torak berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.

- Membran mukosa

Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak seperti alergi pada membran mukosa merupakan hal umum pada kehamilan. Hal ini menyebabkan gejala serak, hidung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, pendarahan hidung, hilangnya indra perasa penciuman. Obat-obatan yang dapat menyusutkan baik lokal maupun sistemik mungkin diresepkan untuk mengurangi gejala, yang akan menghilang setelah melahirkan.

h. Kulit

Striae gravidarum. Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar. Hal ini menyebabkan tonjolan dan kemudia membusung. Serabut-serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus karena tegangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae gravidarum.

Pigmentasi. Pengumpulan pigmen sementara munkin terlihat pada bagian tubuh tertentu. Tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra atau garis gelap mengikuti midline abdomen. Cholasma, atau topeng kehamilan,terlihat seperti bintik – bintik hitam pada wajah. Areola sekitar puting membesar dan warnanya menjadi lebih gelap. Semua area yang mengalami peningkatan pigmentasi akan menghilang setelah melahirkan.

Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak. Baik kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya, dan berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya. Mandi, dan keramas secara teratur dan menggunakan deodoran akan sangat membantu mengatasi efek samping yang tidak menyenangkan ini.

i. Sistem muskuloskeletal

- Gigi, tulang, dan persendian

Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan fosfor. Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postus tubuh wanita secara bertahap mengamali perubahan karena janin membesar dalam abdomen.

- Otot

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainasi sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat.

j. Sistem kardiovaskuler

Sebagaimana kehamilan berlanjut volume darah meningkat sampat mencapai 30% sampai 50% di atas tingkat pada keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami perubahan. Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia.

Beratnya uterus menekan vena-vena besar yang mengaliri pelvik dan ekstermitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungkai, paha, vulva, dan rektum (hemoroid). Vena varikosen terjadi pada 16% sampai 33% wanita hamil.

k. Sistem gastrointestinal

Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.

Pada bulan–bulan awal kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi disebabkan juga oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.

l. Serviks

Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat ma suknya bakteri uterus, yang mengalir selama persalinan, yang disebut “bloody show,” yang menandakan bahwa kanalis terbukauntuk lewatnya bayi.

6. PERUBAHAN – PERUBAHAN PSIKOLOGIS

Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak dan anggota keluarga. Efek–efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis.

Penyesuaian awal terhadap kehamilan

Ketika wanita pertama kali megetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari, tapi tidak sekarang.” Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode awal ketidaknyamanan adalah hal yag umum terjadi.

Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah pada keluarganya.

Dukungan situasional

Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran yang penting ini.

Mekanisme koping

Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan seseorang belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres. Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti menyangkal), tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon orangtua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu.

7. KENYAMANAN PADA IBU HAMIL

a. Pakaian hamil

Pakaian yang menyenangkan, yang longgar paling baik, celana, BH, dan ikat pinggang, celana panjang, kos kaki, celana dalam, korset dan pakaian ketat harus dihindari. Memakai celana yang berlebihan menekan perineum vagina sehingga menjadi panas, mengganggu sirkulasi dikaki yang dapat menyebabkan varices.

Korset maternity yang lebih baik yang dapat digunakan untuk menyangga sakit pinggang. BH ibu hamil apa yang paling baik yang dapat membantu menambah berat payudara. Lingkaran dada dan ukuran jaringan payudara (dibawah ketiak), serta mempunyai penutup puting susu yang lebih penting lagi yag dapat mencegah sakit punggung dan sakit leher.

b. Mandi dan berenang

Mandi di bak mandi, diizinkan pada kehamilan tua sebab air tidak dapat masuk kedalam vagina kecuali di bawah tekanan, mandi dan shower hangat dapat menjadi terapeutik sebab dapat merilekskan ketegangan otot, membantu mencegah insomma dan membuat ibu hamil merasa segar.

c. Aktivitas fisik dan istirahat

Aktifitas fisik disesuaikan dengan umur kehamilan yang dapat memperbaiki sirkulasi, membantu relaksasi dan istrahat serta mencegah kebosanan, seperti melakukan senam hamil secara teratur. Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istrahat, berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenisasi, fetoplacenta, dengan tekanan pengeluaran dari vena cava asendens dan aorta desendens.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M.I. Perawatan Maternitas dan Ginekolog. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Bandung.2000.

Doenges, M.E & Moorhouse M.F. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta. EGC. 2001.

Hamilton, P.M. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakata. EGC. 1995.

Kumpulan Materi Kuliah Keperawatan Maternitas. PSIK-FKUI. Surabaya. 2001.

Mansjoer. A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius. EGC. 1999

Mochtar,R. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta. EGC. 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar